Poksay Kuda Yang Kian Langka, Perlu Kepedulian Kicaumania Untuk Cegah Dari Kepunahan

- 1:06 PM

Poksay Kuda Yang Kian Langka, Perlu Kepedulian Kicaumania Untuk Cegah Dari Kepunahan

 
Poksay kuda yang mempunyai nama latin Garullax rufifrons adalah satu dari sekian banyaknya jenis burung endemik di Pulau Jawa yang makin terancam keberadaannya. Makin langkanya populasi poksay kuda di alam membuat IUCN menetapkan statusnya menjadi Kritis ataupun Endangered sejak tahun 2013 silam. Meskipun jenis burung ini tak sepopuler poksay jenis lain-lainnya, akan tetapi perlu kepedulian bersama untuk mencegah kepunahannya.
poksay kuda
Di dunia internasional, poksay kuda dikenal menjadi Rufous-fronted laughingthrush ataupun Red-fronted laughingthrush. Poksay kuda mempunyai ukuran tubuh lebih besar dari jenis poksay lain-lainnya yang dengannya panjang tubuh mencapai 27 cm.
Tubuh bagian atas poksay kuda berwarna coklat zaitun, sedangkan bagian bawahnya berwarna kuning yang dengannya dahi serta dagu yang berwarna merah dan pipi keabu-abuan. Tenggorokan berwarna coklat pucat, iris mata jingga kekuningan, paruh hitam serta kakinya berwarna hijau kecoklatan.
Kebiasaannya terbang dalam kelompok kecil yang rata-rata berjumlah 15 ekor sembari mengeluarkan suara-suara yang nyaring serta ribut di bagian bawah lapisan hutan. Terkadang bergabung yang dengannya kelompok burung jenis lain-lainnya.
Poksay kuda merupakan burug endemik Pulau Jawa, penyebarannya Amat dibatasi serta umum mendiami hutan-hutan primer di daerah pegunungan sampai-sampai ketinggian 1000 - 2400 meter dpl di Jawa bagian barat serta sedang.
Ada dua sub-spesies burung poksay kuda yang dengannya penyebarannya yang tercantum. yakni:
  1. Garrulax rufifrons rufifrons ; mendiami pegunungan di wilayah barat pulau Jawa.
  2. Garrulax rufifrons slamatensis ; tersebar di bagian sedang pulau Jawa, lebih-lebih Gunung Selamet.
Yang dengannya daerah penyebaran yang Amat dibatasi serta terpencar-pencar di beberapa gunung di Pulau Jawa bagian barat serta sedang, diperkirakan luas habitatnya tak lebih dari 4.800 km persegi. Akibat sempitnya penyebarana orang-orang membuat populasi keseluruhan spesies burung poksay kuda ini tak diketahui secara pasti, akan tetapi diyakini terus mengalami penurunan.
Dalam 10 tahun yang terakhir, diperkirakan populasi burung poksai kuda di tempat asli aslinya sudah mengalami penurunan mencapai 50 % serta akan terus menurun hingga sepuluh tahun ke depan, berlebi lagi yang dengannya menurunna kualitas serta kuantitas tempat asli.
Atas pertimbangan yang telah di sebutkan, pada tahun 2013 IUCN menaikkan statusnya menadi Engadered seusai sebelumnya berstatus Hampir Punah ataupun Near Threatened.
Pemerintah Indonesia pun melalui Departmen Kehutanan sudah menetapkan status burung poksay kuda ini menjadi jenis burung yang dilindungi, didasari PP Nomor 7 tahun 1999 serta UU Nomor 5 Tahun 1990.

Lantaran itu, penangkapan, perburuan, pemeliharaan sampai-sampai jual-beli hewan ini akan dijerat yang dengannya pasal melanggar UU yang dengannya ancaman hukuman yang cukup berat.
Menjadi kicaumania yang peduli akan seluruh itu, wajib kiranya kita menolak setiap perburuan, penangkapan maupun pemeliharaan burung yang berstatus dilindungi serta langka. Apalagi andai cuma untuk tujuan pamer ataupun dipajang semata tanpa diiringi yang dengannya upaya untuk mengembangbiakkannya.
Salam
Produk khusus penangkaran omkicau

Tulisan atau artikel Terkait



Sumber rujukan dan gambar : http://www.agrobur.com/2017/04/poksay-kuda-yang-kian-langka-perlu.html.

Seputar Poksay Kuda Yang Kian Langka, Perlu Kepedulian Kicaumania Untuk Cegah Dari Kepunahan

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Poksay Kuda Yang Kian Langka, Perlu Kepedulian Kicaumania Untuk Cegah Dari Kepunahan