Kisah Burung Impor Dan Hilangnya Burung Lokal

- 8:27 PM

Kisah Burung Impor Dan Hilangnya Burung Lokal

 
Beberapa tahun yng lantas tepatnya sekitar tahun 1990-an sampai-sampai akhir tahun 2002, Indonesia diramaikan oleh kehadiran burung-burung impor yng jumlahnya cukup tidak sedikit, malah mendominasi pasar-pasar burung di hampir seluruh Indonesia.

Burung-burung semisal Hwamei ataupun wambi, poksay hongkong, poksay jambul, poksay kacamata, jalak hongkong, robin, pancawarna, samho, pekling, sanma, dan sebagainya menjadi burung yng mampu didapati yang dengannya gampang di pasar-pasar burung yang dengannya harga yng terjangkau bagi atau bisa juga dikatakan untuk tatkala itu.
Burung lokal semisal pleci, ciblek, burung madu, gelatik wingko, dan lain sebagainya malah nyaris tak ada harganya percis sekali waktu, malah kehadiran burung-burung yang telah di sebutkan di kebun-kebun dan pekarangan rumah percis sekali tak terusik.
Keadaan ini berbanding terbalik yang dengannya kondisi tatkala ini semenjak burung-burung impor susah didapatkan lantaran mewabahnya virus flu burung. Penggemar burung kini memilih pengganti lain menjadi burung peliharaan, yakni burung-burung kebun semisal ciblek, pleci, gelatik wingko, dsb. Akibatnya tidak sedikit perburuan liar terhadap spesies burung-burung liar itu bagi atau bisa juga dikatakan untuk tujuan diperdagangkan, dan hal itu berpengaruh terhadap populasi beberapa spesies burung di alam liar dan pula terganggunya keseimbangan alam (coba hitung berapa tidak sedikit kasus serbuan ulat-ulat bulu di beberapa derah).
Menjadi seorang penghobi burung yng mau peduli yang dengannya lingkungan, kita tentu akan menghindari bagi atau bisa juga dikatakan untuk membeli burung-burung bakalan hasil tangkapan hutan menjadi bentuk tindak jera bagi para pemburu. Toh di pasar burung masih tidak sedikit jenis-jenis burung yng telah jadi, mapan dan rajin berbunyi.
Selain itu silakan hitung berapa tidak sedikit burung bakalan yng mati cuma lantaran kita tak mampu merawatnya, dan di sayangkan hal itu mampu berlangsung sampai-sampai beberapa kali. Padahal kalau kita tinggal di negara tetangga sana, ada aturan yng menegaskan kalau seorang pemilik burung tak mampu merawat burung peliharaannya yang dengannya baik (dua - tiga kali burung peliharaannya mati) maka lisensi orang-orang bagi atau bisa juga dikatakan untuk memelihara burung akan dicabut dan orang-orang tak diizinkan lagi bagi atau bisa juga dikatakan untuk memelihara burung ataupun hewan peliharaan lain-lainnya. Ya, kalau saja aturan itu diterapkan di sini, barangkali tidak banyak mampu membantu peningkatan jumlah populasi burung di alam liar.
Bagaimanapun itu urusan pemerintah, lantaran kita tak mampu memaksakan orang bagi atau bisa juga dikatakan untuk berhenti melakukan hal yng tak kita inginkan. Mending saat ini kita bernostalgia yang dengannya suara-suara kicauan dari burung-burung impor yng pernah popular pada tempo dulu. Oke, selamat mendownload .
  1. Bunyi kicauan burung poksay hongkong
    DOWNLOAD
  2. Bunyi kicauan burung hwamei
    DOWNLOAD
  3. Bunyi kicauan burung poksay jambul
    DOWNLOAD
  4. Bunyi kicauan burung robin
    DOWNLOAD
  5. Bunyi kicauan burung pancawarna
    DOWNLOAD
  6. Bunyi kicauan burung jalak hongkong
    DOWNLOAD
  7. Bunyi kicauan burung samho
    DOWNLOAD

Mudah-mudahan manfaat dan salam kicau!
Produk khusus penangkaran omkicau

Tulisan atau artikel Terkait



Sumber rujukan dan gambar : http://www.agrobur.com/2014/09/kisah-burung-impor-dan-hilangnya-burung.html.

Seputar Kisah Burung Impor Dan Hilangnya Burung Lokal

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Kisah Burung Impor Dan Hilangnya Burung Lokal