Mengenang Kejayaan Burung Impor Di Bogor

- 6:50 PM

Mengenang Kejayaan Burung Impor Di Bogor

 
Sekitar tahun 90an barangkali itulah tahun kejayaan burung - burung imporan dari negeri tirai bambu china , mulai dari burung robin, hwamey, samho, Jalak hongkong serta Poksay. Burung burung ini pun selalu bergantung di setiap kios - kios burung yng ada di kota bogor waktu itu disekitar jalan Gg Mekah dan di tanjakan empang dijajaran rel kereta api bogor - sukabumi. Burung lokal sejenis ciblek, trucukan, kutilang, masih tidak lebih peminatnya barangkali dikarenakan suaranya yng tak terdengar mengalun ataupun bernyanyi semisal yng kebanykan dicari oleh penggemar burung kicauan di masa itu. Banyaknya burung - burung impr yang telah di sebutkan dipasaran membuat harga burung - burung ini makin murah pada jamannya, bagi atau bisa juga dikatakan untuk seekor robin yng gacor saja dibanderol yang dengannya harga 35rb - 50rb, sedangkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk Poksay yng telah gacor serta bergaya dihargai 100rb - 150rb, bagi atau bisa juga dikatakan untuk hwamey gacor dihargai 100-200rb. Kemudahan memperoleh burung - burung kicauan yang telah di sebutkan pula dibarengi yang dengannya kemudahan mendapatkan berita dari banyaknya tabloid - tabloid burung yng beredar disini serta dipajang disetiap kios-kios burung besar. Saat ini betapa sulitnya kita memperoleh burung - burung yang telah di sebutkan, malah saking langkanya hingga - hingga burung robin pun mampu didapatkan yang dengannya harga yng dua ratus % lebih tidak murah dari harga aslinya. pula burung hwamey yng dinegerinya sendiri Suka dijadikan menjadi burung aduan bernasib percis yang dengannya burung robin serta poksay. Kalau dahulu masalah utama yng menjadi sumber menghilangnya burung impor dari china merupakan kasus penyebaran Flu Burung menjadikan Pemerintah menutup total pintu masuk satwa serta unggas dari negeri tirai bambu yang telah di sebutkan, serta diluar dugaan imbasnya hingga hari ini. Mengapa , ada apa yang dengannya importir burung - burung kita ? apakah masalah bea masuk yng barangkali dianggap terlalu tinggi, ataukah ada hal lain yng membuat importir kita dibatasi dalam mengirimkan burung - burung ini dari negeri seberang. Kita menjadi penggemar burung kicauan cuma mampu menunggu siapa importir yng berani mengembalikan kejayaan burung - burung impor di bogor khususnya di indonesia supaya dunia perburungan di sini lebih bervariasi serta lebih atraktif yang dengannya hadirnya kembali kontes - kontes burung sekelas hwamey serta poksay. Efek lain dari hilangnya burung impor yang telah di sebutkan diluar dugaan membawa dampak tidak baik bagi kelangsungan hidup burung - burung lokal asli indonesia. Saat ini burung burung lokal sedang naik daun serta harganyapun turut melonjak sampai-sampai menghasilkan penangkapan yng berlebihan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mendapatkan keuntungan lebih tidak sedikit. Burung Ciblek misalnya, kalau dahulu burung ini selalu menghiasi halaman serta kebun kita saat ini telah berangsur - angsur menghilang dari alamnya, kutilang, toed, jrogjrog lantas burung kacamata yng selalu bergerombol di pohon - pohon jambu ataupun nangka kini yng terdengar cuma satu ataupun dua ekor saja. Lantas apakah imbasnya Perlu kehilangan pula burung - burung asli indonesia ini ? Yng pasti , kita menjadi penggemar burung kicauan Perlu pula melindungi kondisi alam serta lingkungan bagi atau bisa juga dikatakan untuk berkembang biaknya burung-burung liar lokalan kita.serta yang dengannya upaya penangkaran beberapa jenis burung tertentu pula mampu membuat burung burung asli indonesia akan tetap terawat dihabitatnya. Jangan hingga hilangnya burung impor dipasaran bahkan membuat hilang burung lokal kita di alamnya. sumber: banyak sekali sumber Produk khusus penangkaran omkicau

Tulisan atau artikel Terkait



Sumber rujukan dan gambar : http://www.agrobur.com/2011/11/mengenang-kejayaan-burung-impor-di.html.

Seputar Mengenang Kejayaan Burung Impor Di Bogor

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Mengenang Kejayaan Burung Impor Di Bogor