Serba Serbi Perkutut Katuranggan

- 9:30 AM

Serba Serbi Perkutut Katuranggan

 
Ada cerita yng melegenda dalam warga atau juga bisa dikatakan masyarakat Jawa perihal burung perkutut. Burung ini pendapat dari ceritanya, adalah jelmaan seorang pangeran yng pada zaman Kerajaan Majapahit dikenal yang dengannya legenda Joko Mangu. Berawal dari hal itu maka lantas berkembang dalam tradisi warga atau juga bisa dikatakan masyarakat Jawa bahwasanya Burung Perkutut menjadi sakral keberadaannya. Bagi Priyayi Jawa, burung menjadi satu dari sekian banyaknya dari sapta brata yng Perlu dimiliki. Oleh karenanya warga atau juga bisa dikatakan masyarakat Jawa khususnya para laki-laki tidak sedikit yng memelihara burung ataupun kukilo khususnya burung perkutut.
Tidak sedikit pertimbangan kenapa warga atau juga bisa dikatakan masyarakat Jawa khususnya kaum lelakinya memelihara burung perkutut. Diantara banyak sekali pertimbangan yang telah di sebutkan yaitu sekedar prestise sampai-sampai nguri-nguri ajaran adiluhung nenek moyang. Leluhur orang Jawa dulu Suka memberikan wejangan bahwasanya manuk (burung) terdiri dari unsur kata ma (manjing) serta nya (nyawa) yng pengertiannya urip ataupun hidup. Wejangan itu lantas diterjemahkan yang dengannya “aja mung ngoceh, nanging manggungo utawa yen ngomong kudu sing mentes” pengertiannya kalau berbicara Perlu yng berisiSelama ini terdapat dua jenis kategori orang yng gemar akan burung perkutut, yaitu lantaran anggung (bunyi) serta lantaran cirimati (tanda baku) ataupun katuranggan. Orang yng menyukai burung perkutut lantaran anggung ataupun suaranya kebanykan akan diikutsertakan dalam lomba ataupun sekedar cuma bagi atau bisa juga dikatakan untuk klangenan. Sementara yng suka burung perkutut lantaran cirimati ataupun katuranggan umumnya mempunyai kepercayaan bahwasanya yang dengannya memelihara burung perkutut akan mampu mendatangkan rezeki ataupun keberuntungan.
Konon kepercayaan warga atau juga bisa dikatakan masyarakat Jawa akan katuranggan, angsar ataupun tangguh burung perkutut dipengaruhi oleh legenda Joko Mangu. Diceritakan dalam legenda yang telah di sebutkan bahwasanya tatkala zaman Kerajaan Majapahit dulu ada burung perkutut yng adalah jelmaan Pangeran dari Pajajaran yng bernama Joko Mangu. Burung yang telah di sebutkan lepas dari Pajajaran serta terbang ke arah timur sampai-sampai ke Majapahit. Selanjutnya Burung Perkutut yang dengannya nama Joko Mangu itu lepas lagi dari Majapahit serta terbang ke arah pesisir. Pengertiannya pulung ataupun keberuntungan Majapahit lepas serta akhirnya menuju ke arah pesisir sampai-sampai munculah Kerajaan Demak. Dari pesisir akhirnya Joko Mangu terbang lagi serta menuju ke selatan serta didapati oleh Ki Ageng Paker dari Ngayogyakarta.
Dalam memelihara burung perkutut yng butuh dipersiapkan merupakan diri pribadi orang itu sendiri. Pengertiannya, kepercayaan akan katuranggan, pulung ataupun angsar serta tangguh Perlu tetap ditempatkan pada posisi yng semestinya. Kepercayaan akan Tuhan menjadi mutlak, melebihi kepercayaan pada siapa serta apapun. Mengenai pulung ataupun wahyu, akan datang yang dengannya sendirinya, andai seseorang itu sudah benar-benar tertata. Dalam dunia pewayangan selalu pulung sing nggoleki uwong, dudu uwong sing nggoleki pulung ataupun isi sing nggolek wadhah, dudu wadhah sing nggoleki isi.
Sejarah & Perkutut Katuranggan
Andai disimak, dunia hobi perkutut semisal tak ada surutnya. Malah, bahkan sebaliknya, dari tahun ke tahun penggemar burung kelanggenan ini makin bertambah. Pada zaman kerajaan dahulu, burung perkutut cuma dipelihara oleh kalangan ningrat. Kebiasaan menikmati bunyi anggungan perkutut telah berlangsung sejak zaman Majapahit. Disaat Joko Mangu perkutut milik Prabu Brawijaya V (raja Majapahit yang terakhir) lepas dari sangkar, burung itu diketemukan kembali oleh sang raja dalam perjalanannya di wilayah Yogyakarta. Tepatnya, didapati di daerah kretek, dekat Imogiri, Kabupaten Bantul. Beranjak dari sinilah maka, raja-raja Mataram yng terasa dirinya keturunan Prabu Brawijaya penguasa Majapahit melestarikan serta mentradisikan kekukututan (memelihara perkutut) dalam ke hidup-an Keraton Ngayogjakarta. Kekukututan dianggap mempunyai nilai-nilai budaya adiluhung.
Tradisi kekututan di Keraton Ngayogjakarta Hadiningrat muncul pada zaman Ingkang Sinuwun Sri Sultan Hamengku Buwono VII (1877-1921) mengembangkan perkutut dekat Imogiri bagi atau bisa juga dikatakan untuk Sanden. Sanden merupakan acara mendengarkan bunyi perkutut secara bersama-sama yang dengannya menikmati hidangan sekedarnya. Pada masa ini dia lahir Gending Monggang yng khusus disajikan dalam upacara sakral Grebeg. Lagu karya Sri Sultan Hamengku Buwono VII ini tercipta yang dengannya diilhami bunyi anggungan perkutut bernama Monggang. Kebiasaan menikmati bunyi suaranya anggungan perkutut yng indah ini sebetulnya dimulai sejak zaman Majapahit serta memanglah burung yng satu ini pada waktu itu umumnya cuma dipelihara oleh kalangan ningrat kerajaan.
Pada zaman Sri Sultan Hamengku Buwono VIII (1921-1939), keraton Suka menyelenggarakan kekututan yng disebut Lurugan Beksi Berkutut, saat ini ini barangkali identik yang dengannya konkurs perkutut. Kegiatan itu tidak sedikit diikuti para bangsawan, petinggi pemerintahan para pedagang kaya, dokter, serta orang-orang terhormat lain-lainnya.
Gemar kekututan pula berlangsung pada masa pemerintahan Sri Mangkunegoro VII di Surakarta. Acara kekututan diselenggarakan di halaman keraton Mangkunegaran. Peserta kekututan tidak cuma menikmati bunyi perkutut , namun pula larut dalam diskusi dan tukar menukar berita serta pengalaman. Kekututan pada masa itu tidak cuma bersifat pameran serta seminar, namun pula bisa dipakai menjadi latihan spiritual. Perkutut dipelihara tidak cuma bagi atau bisa juga dikatakan untuk dinikmati bunyi anggungnya, namun dari kepercayaan ada kekuatan magis yng mampu memberi pengaruh jalan hidup seseorang.
Perkutut pula diyakini menjadi bilangan ke-lima dari kelengkapan seorang Priya sejati yng sempurna dalam tradisi Jawa yng berlatar kebudayaan keraton. Bilangan lima yng dimaksud merupakan wisma (rumah), garwa (isteri), curiga (keris), turangga (kuda), serta kukila (perkutut). Kelimanya mutlak Perlu dimiliki seorang pria, kalau ingin disebut pria sempurna dalam tradisi Jawa yng berlatar belakang kebudayaan keraton. Perkutut adalah alat pencipta kepuasan ataupun kenikmatan pribadi. Bunyi anggungannya serta keindahan fisiknya bisa memberikan suasana tenang, teduh, santai bahagia serta seolah-olah kita-kita bisa berhubungan yang dengannya alam semesta secara langsung. Selain dari itu perkutut mempunyai keistimewaan luar biasa lantaran dianggap mempunyai kekuatan gaib yng bisa memberi pengaruh pemiliknya. Tidak sedikit perkutut yng didasari katuranggan ataupun tanda mathi dipercaya mempunyai pengaruh baik (membawa keberuntungan) ataupun tidak baik (membawa sial) bagi si pemelihara. Barangkali pada jaman saat ini, hal ini barangkali telah tak sesuai degan alam pikiran warga atau juga bisa dikatakan masyarakat modern.
Berbicara mengenai Perkutut Katuranggan umumnya dikaitkan yang dengannya Perkutut Lokal yng diyakini memiliki kekuatan gaib ataupun supranatural/yoni pendapat dari kepercayaan orang-orang tua kita sejak beratus-ratus tahun lebih-lebih pada warga atau juga bisa dikatakan masyarakat tradisi Jawa serta bukan Perkutut Silang ataupun Suka dikenal Perkutut Bangkok yng tidak sedikit kita lihat serta pelihara tatkala ini yng diyakini telah tak lagi mempunyai kekuatan. Menjadikan Perkutut Katuranggan Suka disebut burung alam gaib yng mampu memberikan rezeki, kebahagiaan serta ketenteraman keluarga, pangkat serta jabatan, dll.
Sebagaimana yng sudah dikemukakan pada awal goresan pena ini, perkutut mempunyai keistimewaan luar biasa lantaran dianggap mempunyai kekuatan gaib yng bisa memberi pengaruh pemiliknya didasari " Katuranggan " yng dipercaya mempunyai titisan darah gaib, pula didasari " Ciri mathi " merupakan ramalan dalam hubungan bentuk ataupun sifat tertentu seekor perkutut, menjadikan dipercaya mempunyai pengaruh baik (membawa keberuntungan/rezeki, ketenteraman keluarga, pangkat, dlsb.) ataupun tidak baik (membawa sial ataupun mala petaka) bagi pemilik ataupun si pemelihara yang telah di sebutkan.
Bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengetahui baik tidaknya seekor perkutut, bisa ditilik didasari katuranggan serta tanda mathi berupa tanda fisik semisal bentuk tubuh, bulu, paruh, kaki serta pula sifat, perilaku dan pada tatkala berbunyi/manggung yng bisa dijelaskan menjadi berikut/semisal dibawah ini.
Amat Dianjurkan Bagi atau bisa juga dikatakan untuk Dipelihara
Perkutut Songgo Ratu
Perkutut ini dipercaya menjadi titisan seorang putra Raja Bali di zaman Majapahit yng dikejar-kejar musuhnya serta melarikan diri hingga ke Desa Tutul di Blambangan, Banyuwangi serta mati terbunuh, lantas berganti menjadi Perkutut yng diberi nama Perkutut Songgo Ratu.. Perkutut ini berciri khas di kepalanya ada jambul semacam mahkota berwarna putih. Sifatnya pula semisal ningrat yng tak suka berkeliaran, hidupnya cuma di tempat yng sepi semisal didalam goa ataupun di pekuburan. Perkutut ini kuat menahan lapar serta haus hingga beberapa hari, tidurnya selalu ditempat yng paling tinggi dibanding perkutut lain-lainnya. Memiliki wibawa yng Amat besar, shingga perkutut yng berada didekatnya tak akan berani bersuara/bunyi. Tanda-ciri fisiknya yng lain merupakan, kaki serta paruhnya berwarna hitam. Bulunya agak kehitam-hitaman. Perkutut yng memiliki yoni yng besar, umumnya jarang berbunyi serta suaranya relatif pula kecil, demikian juga perkutut yng satu ini. Perkutut ini mampu bagi atau bisa juga dikatakan untuk menolak santet/ilmu hitam, melancarkan rezeki serta memiliki kewibawaan yng tinggi bagi pemiliknya.
Perkutut Lurah
Dilihat dari corak warna perkutut, sekilas bisa dilihat persamaan tersamar yang dengannya ular, dimana keduanya memiliki lurik yng hampir percis. Perkutut memiliki bulu dada yng warna-nya lebih terang, malah keputih-putihan, begitu pula yang dengannya ular. Perkutut Lurah ini tinggal dihutan makannya disuapi ataupun dibawakan makanan oleh perkutut yng lain yng menjadi anak buahnya. Umumnya perkutut ini dipelihara oleh atasan ataupun pemimpin yng memiliki kedudukan, lantaran perkutut ini memiliki yoni kewibawaan yng luar biasa serta mendatangkan rezeki yng berlimpah.
Perkutut Putih
perkutut ini adalah primadona yng tidak sedikit dikejar-kejar orang, karena selain Amat langka, perkutut putih ini diyakini mampu mendatangkan kekayaan bagi si pemilik ataupun si pemeliharanya. Warna bulunya seluruhnya putih, matanya merah, paruh kelabu kemerahan, kaki merah bergaris-garis hitam serta kuku berwarna putih. Perkutut ini umumnya dahulu cuma dimiliki oleh para Raja ataupun pemimpin. Perkutut ini pula diyakini dari hasil perkawinan In breed yakni antar saudara sekandung yng berlangsung beberapa generasi sekitar 5 hingga 10 tahun lamanya. Jadi perkutut putih belum tentu anak-anaknya merupakan putih, namun perkutut biasa yng membawa darah putih pada suatu disaat akan memiliki keturunan berbulu putih. Konon lantaran langkanya umumnya sebelum dimiliki seseorang, perkutut putih datang lewat mimpi yang dengannya rupa orang yng telah tua, berambut dan berjenggot putih.
Perkutut Hitam ataupun Kol Buntet
Seluruh bulunya hitam legam yng dianggap rajanya perkutut, kalau dipelihara akan memberikan keberuntungan.
Srimangempel
Perkutut ini jari jemari ke dua belah kakinya berwarna putih / ibu jari kakinya putih / ada dua kuku jari yng putih, baik sekali dipelihara / dimilik para petani, keluarganya selalu sehat serta cita-citanya tidak sedikit terkabulkan. Pemeliharanya akan selalu tercapai yng diinginkannya.
Wisnuwicitra
Perkutut ini memiliki paruh serta kaki kehitaman, pemeliharanya selalu terpelihara keselamatannya malah blackmagic tak akan mempan.
Wisnumangenu
Perkutut yng seluruh kulit tubuhnya kehitaman, pemeliharanya akan memiliki tidak sedikit rejeki.
Susumowicitra
Perkutut yng memiliki paruh serta kaki berwarna putih, pemeliharannya konon merupakan orang kaya, seluruh yng dimau-kan terkabul.
Pandhawamijil
Perkutut yng memiliki ekor bulunya berjumlah 15 lembar, pemeliharannya akan memiliki kewibawaan tinggi ,disegani & dihormati.
Purnama Sidhi
Perkutut yng dari matanya terlihat bercahaya maerah semisal mirah delima/warna bulunya kemerah-merahan, pemeliharanya Amat berwibawa, disegani serta disayang.
Mercujiwa
Perkutut bermata merah serta kuning, Burung perkutut yng memiliki mata berwarna kuning yang dengannya garis bersinar kuning, pemeliharanya dicintai org tidak sedikit serta tidak sedikit juga rejekinya Bila bermata kuning, serta berbulu kuning juga pantatnya, maka seluruh kebaikan menjadi satu, konon merupakan burung peliharaan raja.
Mustikaningmanuk
perkutut yng memiliki kulit berwarna putih seluruhnya. Konon burung tsb pula pemeliharaan raja, baik sekali dipelihara lantaran mendatangkan keuntungan, rejeki, selamat serta bisa memberi pengaruh orang tidak sedikit.
Mineb Gedong/Gedong Mineb
perkutut yng manggungnya menyertai terbenamnya matahari, si pemilik akan berkecukupan serta menguntungkan dalam berdagang. Perkutut yng selalu berbunyi diwaktu sore hari, pemeliharanya selalu dipermudah rejekinya.
Gedhongmenga
Perkutut yng memperdengarkan bunyi diwaktu matahari terbit. pemeliharanya memperoleh keselamatan, ketentraman, serta kebahagiaan, dan bisa menyimpan emas berlian.
Wisnumurti
Perkutut yng memiliki mata, paruh, serta kaki hitam, burung perkutut yng berciri khas yang telah di sebutkan merupakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk tumbal menjadi pemelihara raja.
Udanmas
Bulunya berwarna coklat muda / krem / Perkutut yng bulunya kekuningan serta memiliki kalung / bulu yng melingkar berwarna ke kuning-kuningan, mendatangkan keselamatan serta kegembiraan dan rezeki. pemeliharanya gampang rejekinya.
Widahsanagastagasti
Pemeliharanya Suka mendapatkan keberuntungan,apa yng dimau-kan terkabul serta dicintai tidak sedikit orang.
Muncis
Pemeliharanya dianugerahi ketentraman,gampang rejekinya,selamat.
Gendawa Sabda
Bunyi manggungnya keras serta merdu, bisa dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk memikat perkutut yng lain. Pemiliknya tidak sedikit rezeki, keluarganya tenang serta tentram.
Waktu manggungnya lama, halus serta merdu, pemiliknya gampang mencapai keinginan serta tidak sedikit rezeki.
Rupo Cahyo
Warna bulunya mengkilat bercahaya, membawa kedamaian serta kegembiraan.
Candra Sabda
Warna bulu dibagian pundak berwarna putih, baik bagi atau bisa juga dikatakan untuk pemikat serta membawa suasana gembira.
Misti Kanya
di bagian badan ataupun seluruh badan berwarna putih, baik bagi atau bisa juga dikatakan untuk para Raja / Pemimpin lantaran membawa keselamatan.
Sangga Bhuana
di punggungnya ada sehelai bulu berwarna putih, akan mendatangkan rezeki (Asal jangan ada bulu ekor yng tak sejalan yang dengannya yng lain, misalnya tak lurus/abnormal).
Kusuma Wicitra
Warna paruh serta sisik kaki keputih-putihan, mendatangkan rezeki serta cita-citanya gampang tercapai.
Mercuci
matanya berwarna kuning serta sipit / wayang bambangan, pemiliknya diakrabi orang serta tidak sedikit rezeki.
Satria Kinayungan
ditengah kepalanya berbulu warna putih, berpengaruh menaikkan derajat ataupun pangkat pula kewibawaan.
Disamping itu masih ada beberapa jenis perkutut Katuranggan antara lain
Perkutut berwarna tepung tumpeng ataupun disebut pula Perkutut Daring Kebak/Tembus, Perkutut Rondo Semoyo, dll. yng kesemuanya memiliki yoni sendiri-sendiri antara lain bagi atau bisa juga dikatakan untuk nolak santet serta ketenteraman keluarga (Tepung Tumpeng), bagi atau bisa juga dikatakan untuk kewibawaan (Pendawa Mijil serta Mercu Jiwa yng kewibawaannya besar), kelancaran berdagang (Rondo Semoyo). Jadi bisa dibayangkan andai kita memiliki seekor perkutut berwarna Tepung Tumpeng, matanya merah ataupun kuning serta ekornya berjumlah 15 lembar, maka terperinci serta pasti perkutut ini merupakan perkutut tidak jelek alias bagus serta langka dan tidak murah harganya.
Perkutut yng susunan bunyinya (widana sreku/widah sana gasta gasti) Amat baik dipelihara lantaran mendatangkan rejeki ataupun mampu menaikkan derajat. Perkutut berbulu putih bersih serta perkutut hitam (bulu benar-benar hitam) pula Amat baik dipelihara. Kedua burung jenis itu dianggap rajanya perkutut menjadikan kalau dipelihara akan memberikan keberuntungan.
Yng tidak baik serta tak baik bagi atau bisa juga dikatakan untuk dimiliki/dipelihara:
Durga Nguwuh
manggung pada sedang malam, bila dipelihara akan tidak sedikit mendatangkan halangan misalnya ; Suka sakit, rumah tangganya kacau ataupun Suka kekurangan.
Durga Ngerik
manggungnya terus terusan (siang malam), akan menjauhkan rezeki serta keluarga Suka cekcok.
Wisnu Tinundang
bulunya kehitam-hitaman tak merata, bagi pemiliknya akan susah mencapai cita-citanya.
Brahma Suku
bulunya berwarna kemerah-merahan, Suka berusaha mendatangkan penyakit.
Brahma Kukup
bulunya berwarna keputih-putihan dari kepala hingga ekornya, mampu mendatangkan sial bagi pemiliknya.
Brahma Labuh Geni
bulunya berwarna kemerah-merahan tak merata, akan mendatangkan halangan serta jauh dari rezeki.
Buntel Mayit
masing-masing sayapnya ada bulunya putih, akan mendatangkan mala petaka.
Lembu Rawan
bulunya " brumbung " tak tumbuh yang dengannya baik, mampu mendatangkan penyakit / pemiliknya selalu dalam kesulitan serta jauh dari rezeki.
Kelabang Kapipit
pada sayap bagian dalam bila direntangkan terdapat bulu berwarna putih, mampu mendatangkan sengketa keluarga.
rujukan : banyak sekali sumber|kicaumania.org|www.trah-adikaturonggo.bravehost.com/Katuranggan.html
Produk khusus penangkaran omkicau

Tulisan atau artikel Terkait



Sumber rujukan dan gambar : http://www.agrobur.com/2011/12/serba-serbi-perkutut-katuranggan.html.

Seputar Serba Serbi Perkutut Katuranggan

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Serba Serbi Perkutut Katuranggan