Empat Jenis Ciung Batu Dan Perawatan Agar Rajin Bunyi
Empat Jenis Ciung Batu Dan Perawatan Agar Rajin Bunyi | Referensi terbaru di 2017 via web Kicau Burung. Rekomendasi konten lengkap terbaik. - Kicau Burung. Artikel ini di beri judul Empat Jenis Ciung Batu Dan Perawatan Agar Rajin Bunyi. Konten ini untuk anda pembaca setia https://kicauburung5.blogspot.com/. Bagikan juga postingan Empat Jenis Ciung Batu Dan Perawatan Agar Rajin Bunyi terbaru ini ke media kalian. Supaya blog seputar Kicau Burung dan website terkait serta kamu mendapat manfaat dari info ulasan Kicau Burung di 2017 ini. Langsung saja baca dan simak mengenai Empat Jenis Ciung Batu Dan Perawatan Agar Rajin Bunyi di bawah ini dari situs web Kicau Burung.
Bagi sebagian orang, burung ciung barangkali dianggap menjadi burung yng pemalu lantaran jarang sekali mengeluarkan bunyi kicauannya. Malah banyak sekali penggemar burung yng lantas menjualnya kembali cuma lantaran tak mendengarkan suaranya. Padahal, sebetulnya bunyi kicauan burung ciung Amat kencang malah mampu ngerol dan penuh variasi sebagaimana jenis burung cacing lain-lainnya.
Kebanykan, burung ciung yng dipelihara didapat dari hasil tangkapan hutan yng rata-rata telah berusia dewasa. Lantaran itu, disaat dipelihara orang-orang biasanya cenderung cuma mengeluarkan bunyi hutannya saja yng mirip bunyi kicauan burung kacer. Akan tetapi, andai dirawat yang dengannya baik, lebih-lebih dari pemberian pakan tambahan (EF) yng tercukupi maka burung yang telah di sebutkan akan menampilkan bunyi kicauannya yng merdu.
Di Indonesia, ada empat jenis burung ciung yng tersebar di beberapa daerah, yakni:
1. Ciung batu kecil
Ciung batu kecil ataupun javan whistling-thrush (Myophonus glaucinus), mempunyai penyebaran cukup luas yng meliputi Sunda Besar, Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali. Di beberapa daerah ciung batu Suka disebut pula menjadi ciung mungkal.
Ada beberapa perbedaan mencolok bergantung daerah asal penyebarannya, yakni:
- Ras Jawa glaucinus: Burung jantan mempunyai tubuh bagian atas berwarna biru tua dan bagian bawah lebih kusam dan hitam, sedangkan burung betina memiliki tubuh yang dengannya warna lebih kusam. Yng membedakan yang dengannya ciung batu siul merupakan paruh yng hitam dan bulu yng tak berkilau.
- Ras Kalimantan borneensis: Burung jantan memiliki tubuh berwarna keunguan tua, sedangkan burung betina berwarna coklat tua.
- Ras Sumatera castaneus: Burung jantan memiliki mahkota, tengkuk, dagu, tenggorokan, dada biru ungu tua; berganti menjadi coklat berangan di perut dan penutup ekor bawah; ekor, mantel, sayap coklat berangan, pundak biru terang. Burung betina: coklat berangan.
2. Ciung batu siul
Ciung batu siul ataupun Blue whistling-thrush (Myophonus caeruleus) tersebar di Jawa, Sumatera, Malaysia, China, Asia Tenggara, India, dan Turkestan.
Spesies ini memiliki tubuh berukuran lebih besar yang dengannya bulu berwarna hitam berbintik putih pada penutup sayapnya. Sedangkan sayap dan ekornya tersapu warna keunguan yng berkilauan.
3. Ciung batu Kalimantan
Ciung kalimantan ataupun borneon whistling-thrush (Myophonus borneensis) memiliki penyebaran di Kalimantan. Burung jantan berwarna ungu tua sedangkan betina coklat tua.
4. Ciung batu Sumatera
Brown-winged Whistling-thrush (Myophonus castaneus) mempunyai penyebaran di Sumatera. Burung jantan mempunyai mahkota, tengkuk, dagu, tenggorokan, dada biru ungu tua; berganti menjadi coklat berangan di perut dan penutup ekor bawah; ekor, mantel, sayap coklat berangan, pundak biru terang. Sedangkan burung betina memiliki tubuh berwarna coklat berangan.
Perawatan burung ciung
Agar burung ciung mau mengeluarkan bunyi kicauannya yang dengannya rajin, maka perawatannya mampu mengikuti pola rawatan burung jenis cacing ataupun anis lain-lainnya. Misalnya rutin melakukan pengembunan, dan mandi malam. Jemur seperlunya dan digantung di tempat yng teduh dan tidak banyak lembab (sejuk).
Sedangkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk pakan hariannya mampu diberikan:
Buah-buahan yng bervariasi setiap harinya, semisal pisang, pepaya, dan sebagainya.
Cacing tanah 1 ekor pada malam hari seusai mandi malam, dan 2 ekor pada pagi seusai burung diembunkan, dan pada sore harinya cacing tanah diberikan sebanyk 1 ekor.
Selain itu, kroto dan jangkrik mampu diberikan yang dengannya jatah yng disesuaikan (secukupnya).
Yang dengannya melakukan perawatan rutin yang telah di sebutkan, dalam waktu yng tak terlalu lama burung ciung akan mulai berkicau yang dengannya bunyi kicauannya yng lantang.
Berikut video kicauan burung ciung yng telah ngerol bagi atau bisa juga dikatakan untuk kamu.
Mudah-mudahan manfaat
Tulisan atau artikel Terkait
Sumber rujukan dan gambar : http://www.agrobur.com/2015/01/empat-jenis-ciung-batu-dan-perawatan.html.
Seputar Empat Jenis Ciung Batu Dan Perawatan Agar Rajin Bunyi
Terima kasih telah membaca Empat Jenis Ciung Batu Dan Perawatan Agar Rajin Bunyi. Semoga pos dari situs web Kicau Burung berguna dan memberi manfaat. Baik untuk anda dan buat website
Kicau Burung. Silakan berbagi ulasan Empat Jenis Ciung Batu Dan Perawatan Agar Rajin Bunyi tadi ke situs web media anda. Bagikan artikel dari Kicau Burung melalui media sosial yang ada di bawah. Dan kunjungi Daftar Isi Blog Kicau Burung untuk mendapat info lengkap terbaru 2017. Lalu baca pembahasan selain dari : Empat Jenis Ciung Batu Dan Perawatan Agar Rajin Bunyi yang lebih terupdate lengkap dan free. Atau simak artikel gratis terkait dari situs web Kicau Burung di bawah. Demikan dan sekian tentang Empat Jenis Ciung Batu Dan Perawatan Agar Rajin Bunyi. Dan Assalamualaikum pembaca Kicau Burung.