Penyebab Mengapa Orang Suka Memelihara Trotol

- 7:45 AM

Penyebab Mengapa Orang Suka Memelihara Trotol

 

Beberapa waktu belakangan ini –setidaknya 1 ataupun 2 tahun yang terakhir—ramai sekali penggemar murai batu yng memburu trotolan, baik trotolan dari hutan ataupun hasil penangkaran. Kabar dari rekan-rekan penangkar di banyak sekali daerah menyebutkan, permintaan terhadap trotolan murai batu terus membanjir dari hari ke hari. Malah, saking besarnya animo pemburu trotolan, para penangkar terpaksa memberlakukan system inden, yang dengannya waktu tunggu yng terbilang relatif lama; antara 2 sampai-sampai 4 bulan serta malah lebih.
Kemudian, apa sebetulnya pemicu membanjirnya permintaan trotolan murai batu? Berikut analisa simpel yng mungkin mampu menggambarkan alasan-alasan terjadinya peristiwa itu.
1. Harga Relatif MurahHarga umum di kalangan peternak, trotolan jantan umur sekitar 2 bulan (ataupun telah makan vor sendiri) berada di kisaran antara 1,3 juta – 1,8 juta. Tentu saja harga itu tak pakem, lantaran bagi atau bisa juga dikatakan untuk trotolan produksi peternak tertentu, ataupun anakan dari indukan-indukan tertentu (telah berprestasi di level Latber ataupun Lomba, misalnya), harga mampu dibandrol lebih tinggi dari harga itu. Bila dikomparasikan yang dengannya harga MB muda hutan di pasar burung, semisal di PB Pramuka misalnya, harga tadi terperinci lebih murah. Kabar yang terakhir, MB muda hutan yng diklaim pedagang menjadi “MB Medan” harga telah menyentuh 2 juta bagi atau bisa juga dikatakan untuk per ekornya, yang dengannya kondisi yng masih butuh dijinakkan, butuh diajari mandi sendiri di keramba, serta masih jarang ngeplong ataupun ngriwik.
2. Relatif Gampang Dimaster Sejak DiniDari sisi pemasteran, burung trotolan terperinci lebih gampang didoktrin yang dengannya bunyi master sesuai yang dengannya keinginan pemilik. Tidak sedikit pendapat mengujarkan, masa emas bagi atau bisa juga dikatakan untuk memaster burung merupakan disaat usia dini, antara 2 bulan sampai-sampai 1 tahun ataupun sebelum memasuki periode moulting pertama. Itu pengertiannya, masa paling efektif memaster merupakan disaat burung dalam kondisi trotolan. Yang dengannya kata lain, tingkat kesuksesan memaster burung trotolan lebih besar dibandingkan yang dengannya burung muda hutan hasil tangkapan dari alam.
3. Relatif Gampang “Ditangani”Murai batu trotolan relatif lebih gampang “ditangani” dibandingkan burung muda hutan. Misalnya dalam hal menjinakkan, mengajari makan vor sendiri, serta mandi di keramba. Tingkat kesabaran serta durasi waktu yng dibutuhkan pun, trotolan relatif butuh waktu lebih pendek dibandingkan muda hutan.
4. Stok Dari Alam Terus MenipisAda sebagian pecinta murai batu yng lebih menyukai burung muda hutan hasil tangkapan alam dibandingkan trotolan hasil penangkaran. Alasannya, burung tangkapan alam karakternya lebih gahar, sangar, karakter fighternya lebih tinggi, dan juga lain-lainya. Pendapat itu barangkali berlaku disaat ketersediaan murai batu di hutan memanglah masih berlimpah. Namun bagi atau bisa juga dikatakan untuk tatkala ini, apakah itu masih berlaku disaat murai batu di habitatnya mulai habis serta jumlahnya terus tergerus? Bagi atau bisa juga dikatakan untuk memperoleh murai hasil tangkapan alam yng mempunyai kualitas, kini tak segampang dulu. Lantaran itu, saat ini tidak sedikit penghobi yng mulai berpindah memburu trotolan hasil penangkaran. Toh, di ajang-ajang latber ataupun lomba, tatkala ini telah tidak sedikit murai ring hasil penangkaran yng sukses menyabet juara. Pengertiannya, kini telah terbukti, murai batu penangkaran tak kalah kualitasnya dibandingkan murai batu hasil tangkapan dari alam.
5. Harga “Purnajual” Relatif TinggiDari sisi ekonomi, keuntungan memelihara trotolan pula cukup menarik. Ilustrasinya semisal ini:Si Badu membeli trotolan jantan hasil penangkaran sebesar Rp. 1,5 juta. Umur trotolan 3 bulan, serta burung telah makan vor sendiri. Pada usia itu, trotolan jantan umumnya telah Suka ngriwik serta telah mulai belajar ngeplong. Andai motivasi awal Si Badu membeli trotolan itu cuma bagi atau bisa juga dikatakan untuk sekedar klangenan, maka sejak tatkala itu Si Badu sebetulnya telah mampu menikmati “ocehan” trotolan miliknya. Pada umur 5-7 bulan, trotolan umumnya akan jatuh bulu serta berubah bulu dewasa. Pada umur 8-10 bulan, kondisi fisik trotolan umumnya telah berganti menjadi ganteng, layaknya burung murai dewasa. Ocehan serta lagunya pula telah mulai variatif, malah tidak jarang telah mulai suka mengeluarkan isian-isian sesuai masterannya. Malah Suka dijumpai, burung seusia itu telah berani tampil di latberan. Nah, andai dalam kondisi semisal ini burung tadi dijual, harganya tentu saja mampu berlipat dari harga belinya.sumber

Sumber rujukan dan gambar : http://infomurai.blogspot.com/2013/04/penyebab-mengapa-orang-suka-memelihara.html.

Seputar Penyebab Mengapa Orang Suka Memelihara Trotol

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Penyebab Mengapa Orang Suka Memelihara Trotol