Pemilihan Bahan Cucak Rawa

- 9:45 AM

Pemilihan Bahan Cucak Rawa

 
Secara umum memilih burung merupakan pada prinsipnya merupakan percis, apakah anakan itu berasal dari muda hutan ataupun dari hasil breeding, karena dipasaran keduanya selalu ada. Keduanya mempunyai keuntungdan serta kerugian tersendiri, umumnya kalo dari muda hutan relatif lebih susah dijinakkan, namun terkadang mempunyai bunyi yng asli bawaan dari lingkungan di habitatnya, sedangkan kalo dari hasil breeding umumnya lebih gampang jinak namun terkadang tak mempunyai bunyi khas yng ada bila kita tak melakukan pemasteran yng baik. Namun sebaiknya pemilihan bakalan yng baik merupakan bakalan yng di bisa dari hutan yng memanglah masih liar yang dengannya harapan akan memperoleh kualitas bunyi yng tidak jelek alias bagus dan mempunyai keseringan yng roppel, tentu saja hal yang telah di sebutkan haruslah di barengi yang dengannya perawatan yng baik, sabar dan telaten.
Jenis-Jenis bakalan.
Yng tersedia di pasaran terbagi 2 golongan besar, yakni tangkapan liar serta hasil penangkaran. Perbedannya terdapat atau terletak pada :
1. Cucak Rawa Tangkapan Liar
Adalah tangkapan dari alam bebas, dibagi dalam 3 golongan :
a. Cucak Rawa anakan
biasanya manja serta makannya masih disuapi. Kalau melihat orang umumnya menggetarkan sayapnya dan mebuka mulut meminta disuapi.
Ada anggapan bahwasanya anakan tangkapan liar ini lebih baik dibandingkan hasil penangkaran. Pendapat ini tak mutlak benar. Kualitas bunyi kelak akan lebih dipengaruhi oleh prawatan yng baik (asupan gizi serta Pemasteran)
b. Cucak Rawa Muda Hutan
Cucak Rawa muda/remaja dari hasil tangkapan liar disebut menjadi Cucak Rawa muda hutan.
Tanda-cirinya menjadi berikut :
1) warna kepala baian atas keputih-putihan
2) paruh berwarna ke abu-abuan
3) mata berwarna hitam keabu-abuan *dewasa mulai usia 7 bulan mulai berwarna merah ataupun kemerah-merahan*
4) kaki warna hitam keabu-abuan
c. Cucak Rawa Dewasa
tergolong sukar dijinakkan, liar serta susah menyesuaikan diri yang dengannya lingkungan barunya. Secara umum bulu Cucak Rawa dewasa terlihat kasar serta cenderung lebih cerah.
Kebanykan amanakala dipelihara akan tidak sedikit masalah hal ini lebih penyebabnya yaitu lantaran tatacara perawatan yng tidak lebih tepat dan dari karakter burung itu sendiri. Tak jarang juga kondisi fisiknya rusak, lebih-lebih bulu ekor patah, tumbuh tak sempurna, serta malah tak jarang juga yng bulu ekornya susah tumbuh kembali. *lazimnya disebut menjadi kasus tabrak ekor*
2. Cucak Rawa Tangkaran
Tetap dibagi dalam 3 fase diatas, akan tetapi Cucak Rawa hasil tangkaran lebih jinak serta cenderung lebih gampang dibentuk karakternya. Hal ini taklah mengherankan lantaran Cucak Rawa hasil tangkaran ini telah biasa hidup berdampingan yang dengannya kita-kita.
Mencirikan bakalan Cucak Rawa yng baik
1. telaah kesehatannya
Hal ini Amat penting mengingat burung tangkapan alam didatangkan dari jauh (luar Jawa)
Tanda-ciri yng sehat :
1) burung aktif bergerak
2) makan yang dengannya lahap
3) tak ada luka/bekas luka di badannya, lebih-lebih mata, paruh, kaki serta pada bagian bawah sayap (pangkal paha, Pangkal Sayap) dan punggung.
4) Sayap mengepit rapat
5) Tak ngeruji/menabrakkan kepala ke jeruji sangkar
Tanda-ciri yng tidak lebih sehat
Kebalikan dari burung yng sehat dan :
1) tak mau bertengger di tangkringan
2) bulu burung mengembang
2. kemampuan berkicau
Kemampuan burung bagi atau bisa juga dikatakan untuk berkicau taklah percis. Didasari bentuk paruhnya serta kokokrannya, kita bisa mengukur kualitas suaranya. Akan tetapi hal ini tak mutlak bilamana tak disertai yang dengannya perawatan yng baik.
Lantaran ada juga bakalan yng secara sisi ciri-ciri tidak lebih baik, akan tetapi yang dengannya adanya perawatan yng baik bisa diandalkan kicauannya.
a. mengukur dari kokrookan
kokrokan merupakan tanda khas Cucak Rawa. Setiap melompat, bergerak ataupun menghindari sesuatu, dia akan menyuarakan kokrokan ini. kokrokan yng besar, keras serta rajin merupakan ciri-ciri bakalan yng baik.
b. bentuk paruh
paruh pada setiapkicauan bisa menjadi tolok ukur kerajinan serta ketajaman suaranya. Demikian halnya juga yang dengannya Cucak Rawa
1) paruh panjang, tak terlalu tebal mempunyai ketajaman bunyi yng baik serta rajin berkicau
2) paruh panjang serta agak tebal mempunyai bunyi keras serta berat akan tetapi tidak lebih lepas serta terkesan tertahan
3) paruh pendek serta agak tebal umumnya tidak lebih rajin berkicau akan tetapi suaranya tebal
4) paruh pendek tipis tidak lebih rajin berkicau serta tipis suaranya
tatacara yng benar membawa Cucak Rawa
alat yng paling baik merupakan besek ataupun kardus yng telah dilubangi. sebelum dikemas, 2 ataupun 3 hari sebelum perjalanan sebaiknya diberikan obat anti stress yng tidak sedikit tersedia di pasaran. Jauhkan dari mesin kendaraan beroda empat ataupun AC. 1 kotak/besek merupakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk 1 burung.
Seusai hingga tujuan, masukkan sangkar serta gantungkan sangkar di tempat teduh dan jauh dari gangguan, maupun pula mampu yang dengannya meletakkan sangkarnya diatas rerumputan. Bilamana memungkinkan, segera berikan makanan alami supaya kondisinya segera pulih kembali.
Asal muasal Cucak Rawa memanglah selalu menjadi polemik, dalam artian bahwasanya orang cenderung mengujarkan Cucak Rawa Medan merupakan tidak jelek alias bagus, akan tetapi kita tak seharusnya berkiblat pada hal yang telah di sebutkan. Karena pada kenyataannya bukan asal-muasal yng berpengaruh akan tetapi memanglah dasar bunyi yng dimilikinya tidak jelek alias bagus ataupun tak, maka seharusnya yang dengannya dasar bunyi ini dia kita seharusnya bepedoman bagi atau bisa juga dikatakan untuk menentukan bahwasanya Cucak Rawa itu mempunyai kualitas ataupun tidaknya. Secara umum tak ada perbedaan volume, mental serta jenis bunyi yng didasarkan oleh asal daerah/tempat asli. Cucak Rawa Sumatera serta Kalimantan ada yng bermental tidak jelek alias bagus volume dahsyat, ada yng bersuara tipis, ada yng ropel serta ada yng bersuara biasa saja. Secara fisik, Cucak Rawa daerah sumatera relatif lebih besar ketimbang dari pulau lain. Walau demikian, secara umum bodi Cucak Rawa di Kalimantan yng masuk wilayah Malaysia, bertubuh bongsor semisal Cucak Rawa Sumatera.
Menjadi tidak banyak ilustrasi maka tanda fisik yng tidak jelek alias bagus merupakan :
1. Bentuk kepala agak bulat serta besar, dahi menonjol.
2. Paruh, panjang, tebal serta kuat.
3. Lubang hidung tak lebar, terlihat kecil lantaran tertutup ataupun terlindung bulu hidung.
4. Leher panjang serta pangkal leher agak mengembang.
5. Dada bidang,punggung agak bongkok.
6. Tulang paha kiri serta kanan agak merapat.
7. Jari kaki kuat serta panjang, cengkraman sempurna.
8. Badan berukuran besar serta panjang.
9. Bulu sayap panjang, bulu dada terlihat lembut serta tampak mengkilap.
10. Bulu ekor panjang serta mengumpul, semakin ke ujung semakin runcing serta mengecil.
Catatan :
Ilustrasi di atas di bisa dari proses pembandingan antara Cucak Rawa yng tidak jelek alias bagus serta Cucak Rawa biasa, jadi bila kita tak pernah melihat Cucak Rawa yng tidak jelek alias bagus, tentulah Amat susah bagi kita bagi atau bisa juga dikatakan untuk menerapkan hal yang telah di sebutkan.
sumber:kicaumania.org Produk khusus penangkaran omkicau

Tulisan atau artikel Terkait



Sumber rujukan dan gambar : http://www.agrobur.com/2011/11/pemilihan-bahan-cucak-rawa.html.

Seputar Pemilihan Bahan Cucak Rawa

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Pemilihan Bahan Cucak Rawa