Mantenan Semakin Digemari

- 1:18 AM

Mantenan Semakin Digemari

 
Burung Mantenan ataupun burung sepah kini semakin tidak sedikit dilirik menjadi burung masteran dikarenakan suaranya yng tajam serta cocok bagi atau bisa juga dikatakan untuk dijadikan menjadi burung masteran. Yang akan di sajikan kali ini merupakan beberapa jenis dari burung mantenan ataupun sepah ini :
  1. Sepah padang (Pericrocotus divaricatus)
    Dahi putih; tunggir abu-abu; tak ada garis di sayap.
  2. Sepah kecil (Pericrocotus cinnamomeus)
    Jantan – kepala serta mantel abu-abu; perut jingga.
    Betina – lebih pucat dari jantan; dada keputih-putihan.
  3. Sepah tulin (Pericrocotus igneus)
    Lebih kecil dari Sepah hutan; pada bulu sekundernya tak ada bercak warna kedua. Betina: lebih jingga.
  4. Sepah dagu-kelabu (Pericrocotus solaris)
    Jantan: sisi kepala serta tenggorokan abu-abu.
    Betina: sisi kepala abu-abu; tak ada warna kuning pada dahi.
  5. Sepah gunung (Pericrocotus miniatus)
    Jantan: tenggorokan hitam; pada sayap terdapat bercak tunggal merah.
    Betina: mantel serta mukanya kemerahan.
  6. Sepah hutan (Pericrocotus flammeus)
    Lebih besar dari Sepah tulin; ada bercak warna kedua pada bulu sekunder.
    Betina: lebih kuning dari Sepah tulin.

Yang akan di sajikan kali ini merupakan deskripsi dan daerah penyebaran dari masing-masing jenis burung sepah maupun burung mantenan ini :
1. SEPAH PADANG (Pericrocotus divaricatus)
Inggris: Ashy Minivet; Melayu: Burung Mas Padang Deskripsi: Burung sepah berukuran besar (20 cm), berwarna hitam, abu-abu, serta putih khas. Perbedaamaya yang dengannya burung kapasan yakni ukuran lebih besar serta tak ada garis sayap, yang dengannya Bentet-kedasi yakni tubuh bagian bawah yng putih serta tunggir abu-abu.
Jantan mempunyai topi, setrip mata, serta bulu terbang hitam, dan bagian atas abu-abu serta bagian bawah putih. Betina lebih pucat serta lebih abu-abu. Iris coklat, paruh hitam, kaki hitam.
Bunyi: Getaran gemerincing yng dikeluarkan sewaktu terbang. Penyebaran global: Asia timur laut serta Cina timur. Pada musim dingin, bermigrasi ke selatan hingga Asia tenggara, Filipina, serta Sunda Besar. Penyebaran lokal serta status: Tercantum di Sumatera serta Kalimantan bagian utara. Pengunjung tak tetap di dataran rendah pesisir, jarang didapati pada ketinggian lebih dari 900 m. Kebiasaan: Memburu serangga pada tajuk pohon. Sewaktu terbang, tidak lebih terlihat mencolok dibandingkan yang dengannya burung sepah yng berwarna terang. Membentuk kelompok hingga 15 ekor.
2. SEPAH KECIL (Pericrocotus cinnamomeus)
(Inggris: Small Minivet) Deskripsi: Berukuran kecil (15 cm), berwarna abu-abu, merah, serta hitam. Perbedaannya yang dengannya burung sepah lain merupakan kepala serta mantel jantan abu-abu dan tubuh bagian bawah betina keputih-putihan serta lebih buram. Iris coklat, paruh hitam, kaki hitam. Bunyi: Bernada tinggi, berdering “tsyi-tsyi-tsyi-tsyi”, adalah panggilan di antara anggota kelompok. ` Penyebaran global: India, Asia tenggara (kecuali Semenanjung Malaysia), Kalimantan,jawa, serta Bali. Penyebaran lokal serta status: Status di Kalimantan tak diketahui. Pada akhir abad yng lantas, seekor dikoleksi di Kalimantan selatan, barangkali adalah pengembara dari Jawa. Penghuni tetap di Jawa serta Bali, tersebar luas serta cukup umum terdapat di dataran rendah. Di Sumatera serta Kalimantan, digantikan keberadaannya oleh Sepah tulin. Kebiasaan: Lebih menyukai hutan terbuka, hutan mangrove, tanah pertanian, serta pedesaan. Terbang dalam kelompok kecil yng aktif serta ribut, mencari makan di puncak pohon-pohon yng tinggi.
3. SEPAH TULIN (Pericrocotus igneus)
Inggris : Fierv Minivet; Melayu: Burung Mas Tulin Deskripsi: Burung sepah berukuran kecil (15 cm), berwarna merah padam serta hitam. Jantan merah terang yang dengannya kepala, punggung, sayap, serta sedang ekor hitam mengkilap dan sapuan jingga pada perut serta sisi ekor. Pada betina, kepala serta punggung abu-abu, muka serta tubuh bagian bawah kuning, berganti menjadi jingga pada penutup bawah ekor serta tunggir. Iris coklat, paruh hitam, kaki hitam. Bunyi: Meninggi, merdu “swii-iit”. Penyebaran global: P alawan, Semenanjung Malaysia, Sumatera, serta Kalimantan.
Penyebaran lokal serta status: Penetap di Sumatera (salah satunya pulau-pulau di sekitarnya) serta Kalimantan. Didapati di hutan mangrove serta hutan-hutan hingga ketinggian 200 m di Sumatera. Kebiasaan: Semisal burung sepah yng lain. Catatan: Beberapa pakar burung memperlakukan burung ini menjadi ras dari Sepah kecil.
4. SEPAH DAGU-KELABU (Pericrocotus solaris)
Inggris: Grey-chinned Minivet; Melayu: Burung Mas Dagu Abu-abu Deskripsi: Burung sepah berukuran tengah (17 cm), berwarna merah ataupun kuning. Jantan berwarna merah, perbedaannya yang dengannya burung sepah lain yakni tenggorokan serta penutup pendengaran yng abu-abu gelap suram. Betina berwarna kuning, tanda utamanya yakni tak ada warna kuning pada dahi, penutup pendengaran, serta tenggorokan. Iris coklat gelap, paruh hitam, kaki hitam. Bunyi: Lembut, tidak banyak parau “tsii-sip”. Penyebaran global: Himalaya, Cina selatan, Asia tenggara, Semenanjung Malaysia, Sumatera, serta Kalimantan.
Penyebaran lokal serta status: Penghuni tetap yng umum di pegunungan Sumatera serta Kalimantan bagian utara (dari G. Kinabalu ke selatan hingga Liang Kubung serta Penrissen), di hutan-hutan pada ketinggian antara 1.200-2.000 m. Kebiasaan: Semisal burung sepah yng lain.
5. SEPAH GUNUNG (Pericrocotus miniatus)
Inggris: Sunda Minivet Deskripsi: Burung sepah berukuran besar (19 cm), berwarna merah serta hitam yang dengannya ekor panjang. Tanda-ciri betina merupakan kombinasi kepala hitam, ekor Amat panjang, serta tak ada warna merah pada bulu sektmder. Betina cukup unik yang dengannya warna bulu hitam serta merah semisal jantan, warna merah meliputi tenggorokan, dagu, serta dahi, dan mantel yng kemerahan. Iris coklat, paruh hitam, kaki hitam. Bunyi: Keras bergetar “cii-cii-cii” ataupun bunyi keras berkepanjangan “tsrii-ii”. Penyebaran global: Endemik di Sumatera serta jawa.
Penyebaran lokal serta status: Pegunungan di Sumatera (Leuser serta sepanjang Bukit Barisan hingga Dempu) serta jawa. Umum terdapat di hutan pegunungan pada ketinggian 1.200-2.400 m. Di Bali tak tercantum. Kebiasaan: Hidup dalam kelompok besar hingga berjumlah 30 ekor. Suka mengunjungi puncak-puncak pohon di dalam dan di dekat hutan primer serta perkebunan pinus, kadang-kadang mengunjungi lahan pertanian.
6. SEPAH HUTAN (Pericrocotus flammeus)
Inggris: Scarlet Minivet; Melayu: Burung Mas Belukar Deskripsi: Burung sepah berukuran besar (19 cm), beraneka warna. Jantan berwarna hitam biru yang dengannya dada serta perut merah, begitu pula tungging, sisi terluar bulu ekor, serta dua bercak pada sayap. Betina berwarna lebih abu-abu pada punggung. Warna merah pada jantan diganti yang dengannya warna kuning pada betina, yng melebar hingga tenggorokan, dagu, penutup pendengaran, serta dahi. Iris coklat, paruh hitam, kaki hitam. Bunyi: Lembut “kru-u-u-ti-tip, ti-tirr” ataupun “herr” berulang, dan bunyi bernada tinggi “sigit-sigit-sigit”. Penyebaran global: India, Cina selatan, Asia tenggara, Filipina, Semenanjung Malaysia, Sunda Besar, serta Lombok. Penyebaran lokal serta status: Penghuni tetap di Sumatera (salah satunya pulau-pulau di sekitarnya), Kalimantan (distribusi terpencar namun tercantum di seluruh daerah), jawa, serta Bali. Secara lokal umum terdapat di dataran rendah serta perbukitan hingga ketinggian 1.500 m (di Jawa lebih tinggi lagi). Kebiasaan: Lebih menyukai hutan primer, berlompatan di antara puncak pohon berdaun halus, berpasangan ataupun dalam kelompok. @aries.munandi
sumber : omkicau.com
wikipedia.org
gambar : orientalbirdimages.org Produk khusus penangkaran omkicau

Tulisan atau artikel Terkait



Sumber rujukan dan gambar : http://www.agrobur.com/2012/03/mantenan-semakin-digemari.html.

Seputar Mantenan Semakin Digemari

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Mantenan Semakin Digemari