Meminimalisir Resiko Pada Burung Murai Batu Bakalan

- 5:09 AM

Meminimalisir Resiko Pada Burung Murai Batu Bakalan

 
Murai batu merupakan jenis burung kicauan yng paling tidak sedikit digemari kicaumania di Indonesia serta mancanegara. Spesies burung berekor panjang ini memiliki bunyi yng cukup nyaring dan penuh variasi. Terkait pemeliharaannya, banyak sekali orang lebih memilih murai batu bakalan lantaran harganya yng terjangkau meski Perlu menanggung resikonya, antara lain burung yng rentan sakit ataupun malah mati. Cara berikut membantu kamu meminimalisir resiko pada murai batu bakalan.
Cermat memilih burung di pasar

Pada biasanya, murai batu bakalan yng baru saja kamu beli di lapak-lapak pasar burung didapatkan dari hasil tangkapan hutan. Lantaran itu juga tidak sedikit dari burung-burung yang telah di sebutkan yng belum mengikuti keadaan baik yang dengannya makanan ataupun sangkar yng dipakai.
Bagi atau bisa juga dikatakan untuk meminimalisir resiko murai batu di kenai stres yng mampu menghasilkan burung stres ataupun sakit, maka kita wajib melatihnya bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengikuti keadaan lebih-lebih yang dengannya sangkar serta lingkungannya, lantas sesudah itu baru dilatih yang dengannya makanannya. Yang dengannya tatacara begitu, burung akan bisa atau mampu bertahan hidup di tempat barunya.
Memilih serta merawat murai batu bakalan
Ada beberapa jenis burung murai batu yng beredar di pasaran yng dianggap mempunyai kelebihan serta kekurangannya masing-masing, akan tetapi dari segi kemampuan bunyi, seluruh jenisnya yang telah di sebutkan sama-sama mempunyai bunyi yng lantang, merdu serta variasi.
Memilih murai batu bakalan lebih-lebih dalam sangkar ombyokan memerlukan kejelian kita sewaktu memilihnya. Hal ini dibutuhkan andai kita ingin memperoleh burung yng sehat , aktif serta diprediksi bakal rajin berkicau.
Ada beberapa metode yng telah umum dalam pemilihan murai batu bakalan ini, antara lain:
  • Memilih burung yng tidak banyak lebih lincah
  • Sayap mengapit yang dengannya kencang tak terkulai / posisi sayap selalu diturunkan
  • Tak memilih burung yng Suka mengembangkan bulu-bulunya, tidak lebih aktif, selalu tidur, tak mau bertengger serta selalu berada di bawah.
  • Tak memilih burung yng cacat ataupun mengalami masalah / sakit pada bagian kaki serta matanya.
  • Seusai kamu memperoleh burung yng dimau-kan, maka tempatkanlah burung yang telah di sebutkan dalam sangkar baru ataupun yng telah disiapkan yng sebelumnya sudah dibersihkan berlebi dahulu.

Bagi atau bisa juga dikatakan untuk hari pertama, berikan pakan kroto secukupnya dalam cepuk pakannya dan air minum yng bersih serta segar di dalam cepuk minumnya. Seusai pakan serta minumya siap, berikan full kerodong lantas gantang burung di tempat yng tenang. Hal ini bertujuan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menenangkan serta melatih burung mengikuti keadaan, serta selama proses pengkerodongan itu, pakan tambahan lain semisal jangkrik, ulat ataupun belalang mampu diberikan.
Proses pengkerodongan umumnya berlangsung selama satu-dua hari ataupun hingga bergantung kondisinya.Seusai diyakini burung mulai rada tenang, maka pelatihan selanjutnya merupakan melatihnya makan voer.
Pelatihan makan voer mampu di lakukan sembari burung tetap dikerodong ataupun dilepas kerodongnya. Supaya burung mau memakan voernya, maka tatacara yng Perlu di lakukan merupakan:
  • Membeli voer halus / lembut yng mempunyai kualitas serta memiliki kandungan nutrisi yng tinggi.
  • Voer halus yang telah di sebutkan lantas dimasukkan dalam cepuk pakannya, lantas diberi tidak banyak air serta diaduk sampai-sampai menjadi adonan kasar.
  • Seusai itu, ambil satu 1/2 sendok teh kroto segar yng bersih, lantas campurkan ke dalam adonan voer yang telah di sebutkan, lantas aduk sampai-sampai bercampur merata. Jangan tidak ingat ambil tidak banyak kroto lantas taburkan di bagian atasnya. Berikan pada burung.
    Lakukan hal yang telah di sebutkan hingga dua hari ke depan, sesudah itu ataupun pada hari ketiga, campuran kroto mulai tidak banyak dikurangi serta di lakukan selama dua hari ke depan.
  • Pada hari selanjutnya, takaran kroto mulai makin dikurangi sedangkan voer halus ditambahkan tidak banyak serta di artikel ini tak mempergunakan air bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencampurnya. Campurkan kroto yang dengannya voer halusnya lantas aduk sampai-sampai merata.
  • Di hari selanjutnya, takaran kroto mulai dikurangi serta berlanjut terus hingga burung benar-benar terlihat mengkonsumsi voer halusnya.

Perubahan pakan dari serangga ke voer mampu terlihat dari kotoran yng dikeluarkan oleh burung yang telah di sebutkan. Murai batu yng masih belum makan voer cenderung mengeluarkan kotoran encer bercampur keputihan, sedangkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk yng tengah dalam proses makan voer, kotorannya berbentuk gumpalan encer bercampur warna hijau serta putih. Akan tetapi andai burung telah benar-benar memakan voernya, maka kotorannya akan berbentuk padat serta berwarna sesuai warna dari voer yang telah di sebutkan (hijau).
Seusai burung murai batu mulai terbiasa makan voernya, maka tahap selanjutnya merupakan mulai menerapkan perawatan hariannya yng dilanjut ke tahap pemasteran.
Salam
Produk khusus penangkaran omkicau

Tulisan atau artikel Terkait



Sumber rujukan dan gambar : http://www.agrobur.com/2016/02/perawatan-murai-batu-bakalan-agar-tidak-mudah-mati.html.

Seputar Meminimalisir Resiko Pada Burung Murai Batu Bakalan

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Meminimalisir Resiko Pada Burung Murai Batu Bakalan