Kehilangan sesuatu yang Amat bernilai tentu akan membuat kita terasa sedih, begitu pun disaat mengetahui fakta bahwasanya ada beberapa spesies burung di Indonesia yang patut diduga telah punah.
Meski begitu, dibutuhkan penelitian lanjutan yang lebih serius bagi atau bisa juga dikatakan untuk memastikan kepunahannya, lantaran tidak jarang spesies burung yang dianggap telah hilang dari muka bumi diluar dugaan masih mampu didapati tanpa sengaja. Berikut daftar burung diduga telah punah di Indonesia.
Semisal bersumber dari kutilang.or.id, suatu jenis burung mampu dikatakan telah punah andai tak didapati lagi individu jenis burung yang telah di sebutkan yang masih hidup di muka bumi. Akan tetapi menjadi kita-kita kita tentu tak memiliki kekuasaan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menyatakan apakah burung yang telah di sebutkan telah punah ataupun belum punah lantaran pasti akan ada perdebatan mengenai hal itu.
Bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghindari perdebatan yang telah di sebutkan, dibuatlah kemufakatan mengenai kriteria kepunahan. Badan konservasi internasional bagi atau bisa juga dikatakan untuk alam serta sumber daya hayati ataupun IUCN telah menyusun beberapa kriteria kepunahan yang andai diartikan merupakan menjadi berikut:
Suatu jenis burung bisa dikatakan punah andai tak ada lagi keraguan yang sahih ataupun sanggahan yang dilengkapi yang dengannya bukti kuat terhadap fakta-fakta yang mengujarkan bahwasanya individu yang terakhir dari suatu jens burung telah mati ataupun musnah dari muka bumi.
Sedangkan kriteria terkait kepunahan di alam, IUCN menyebutkan bahwasanya suatu jenis burung bisa dikatakan punah di alam andai individu yang tersisa cuma hidup di sangkar, ataupun di penangkaran, ataupun cuma individu yang lepas di luar wilayah penyebaran alaminya.
Bagi atau bisa juga dikatakan untuk menyatakan bahwasanya satu jenis burung telah dianggap punah tentu butuh survet yang dengannya metode yang tepat. Survey yang telah di sebutkan di lakukan elama satu siklus hidup jenis burung yang dianggap punah yang telah di sebutkan di tempat asal yang sesuai dalam wilayah penyebarannya.
Sekitar tahun 2011, IUCN telah menerbitkan daftar 136 jenis burung yang secara global telah dinyatakan punah serta punah di alam. Dari beberapa jenisnya yang telah di sebutkan pada tahun 2011 IUCN telah mempublikasikan daftar 136 jenis burung yang secara global telah dinyatakan punah serta punah di alam. Untungnya, dari ratusan jenis burung yang telah di sebutkan, tak ada satu pun spesies burung Indonesia yang masuk dalam daftar orang-orang.
Meskipun begitu, yang dengannya mempergunakan kriteria IUCN maka kita akan menjumpai beberapa jenis serta anak jenis ataupun ras yang dianggap telah punah di alam.
Berikut daftar beberapa spesies burung yang patut diduga kuat telah punah di dalam wilayah Indonesia.
A. Jenis-jenis serta anak jenis (ras) yang patut diduga kuat telah punah serta punah di alam pulau Jawa serta Bali. 1. Trulek Jawa
Vanellus macropterus* Belum ada bukti kuat perjumpaan kembali yang dengannya jenis ini di Pulau Jawa sejak tahun 1940.
Foto diambil dari koleksi pribadi orang Swiss
2. Raja-udang Kalung-biru (ras pulau Jawa),
Alcedo euryzona euryzona* Spesimen (selanjutnya kita sebut saja: awetan) ras pulau Jawa yang terakhir kali dibuat pada tahun 1937. Belum ada bukti kuat perjumpaan yang dengannya ras ini di pulau Jawa sejak tatkala itu. Cuma ada satu laporan perjumpaan yang tak terkonfirmasi pada tahun 1950’an.
3. Caladi batu (ras pulau Jawa),
Meiglyptes tristis tristis* Kelangkaan berlangsung akibat perusakan tempat asal selama abad ke-19. Catatan perjumpaan yang terakhir yang dengannya jenis ini berlangsung di tahun 1880, serta hampir bisa dipastikan telah punah pada awal abad ke-20. Masih terdapat beberapa laporan perjumpaan di Taman Nasional Gunung Halimun, akan tetapi belum terkonfirmasi yang dengannya bukti yang cukup kuat.
4. Cucak rawa,
Pycnonotus zeylanicus** Nash (1994) mencatat bahwasanya popularitas Cucak rawa menjadi burung peliharaan telah menghasilkan penangkapan secara besar-besaran menjadikan menghasilkan burung ini punah di pulau Jawa. Masih terdapat beberapa laporan perjumpaan di pulau Jawa, akan tetapi tak disertai yang dengannya bukti yang cukup kuat.
5. Mentok rimba ,
Cairina scutulata** Mungkin besar telah punah di Pulau Jawa.
6. Celepuk merah,
Otus rufescens rufescens** Tak pernah ada catatan perjumpaan yang dengannya bukti yang kuat di Pulau jawa sejak awal abad 20.
7. Kambangan coklat,
Aythya australis** Tak pernah ada catatan perjumpaan kembali sejak didapati pertama kali tahun 1937 di Dataran Tinggi Hyang, Jawa Timur. Mungkin besar adalah burung yang nyasar atau bisa dikatakan tersesat (vagran) ke pulau Jawa.
8. Celepuk raja,
Otus brooki** Tak pernah ada catatan perjumpaan kembali sejak didapati pertama kali tahun 1916 di Dataran Tinggi Ijen, Jawa Timur.
9. Pijantung telinga-kuning,
Arachnothera chrysogenys chrysogenys** Tak pernah ada catatan perjumpaan kembali di Jawa sejak tahun 1929. Walau demikian burung ini masih bisa dijumpai di Sumatera serta daerah persebaran lain-lainnya.
B. Jenis-jenis serta anak jenis (ras) yang patut diduga kuat telah punah di alam pulau Sumatera serta Pulau-pulau kecil di sekitarnya. 1. Cucak gelambir-biru (ras Sumatra),
Pycnonotus nieuwenhuisii inexspectatus*Ras yang cuma diketahui dari satu awetan yang dibuat tahun 1937 serta tak ada catatan perjumpaan kembali di Sumatera seusai itu. Mungkin adalah jenis hasil hibrid ataupun kawin silang.
Buurng ditangkap 21 Maret 1937 di Lesten, Aceh, Sumatra utara. @OBI
2. Puyuh-gonggong kalung (ras Sumatra) A
rborophila charltoni atjenensis** Sinonim:
Tropicoperdix charltonii atjenensisRas yang cuma diketahui dari satu awetan yang dibuat tahun 1939 serta tak ada catatan perjumpaan kembali di Sumatera seusai itu.
3. Sempidan aceh
Lophura hoogerwerfi** Cuma sekali didapati sejak tahun 1940’an.
4. Bubut teragop
Centropus rectunguis** Belum ada bukti kuat perjumpaan kembali yang dengannya jenis ini di pulau Sumatera sejak tahun 1976.
5. Sikatan aceh
Cyornis ruckii ** Belum ada bukti kuat perjumpaan kembali yang dengannya jenis ini sejak pertama kali didapati antara tahun 1917 – 1918. C. Jenis-jenis serta anak jenis (ras) yang patut diduga kuat telah punah di alam di wilayah Pulau Kalimantan serta pulau-pulau kecil di sekitarnya.
1. Pelanduk Kalimantan
Malacocincla perspicillata* Sinonim:
Malacocincla perspicillatum Cuma diketahui dari satu awetan yang dibuat di sekitar Martapura ataupun Banjarmasin, Kalimantan selatan antara tahun 1843 hingga 1848. Belum ada catatan perjumpaan yang membuat yakin hingga yang dengannya tatkala ini. Burung ini barangkali telah punah, akan tetapi belum tertutup mungkin masih ada lantaran sedikitnya bisnis pencarian terhadap jenis ini.
2. Tikusan kerdil (ras Kalimantan)
Porzana pusilla mira* Ras yang cuma diketahui dari satu awetan yang dibuat tahun 1912 serta tak pernah didapati kembali seusai itu menjadikan patut diduga kuat telah punah. Jenis ini memanglah Amat susah didapati di lapangan.
D. Jenis-jenis serta anak jenis (ras) yang patut diduga kuat telah punah di alam di wilayah Pulau Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, serta pulau-pulau kecil di sekitarnya. 1. Celepuk siau,
Otus siaoensis* Sinonim:
Otus manadensis siaoensis Cuma diketahui dari awetan yang dibuat tahun 1866. Burung endemik di Siau, Sulawesi Utara, sebuah pulau vulkanik kecil. Barangkali belum punah lantaran beberapa catatan deskripsi perjumpaan diketahui mirip yang dengannya jenis ini. Walau demikian bukti yang lebih kuat dibutuhkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menyatakan bahwasanya jenis ini belum punah.
2. Nuri talaud (ras pulau Sangihe, Siau serta Ruang)
Eos histrio histrio* Populasi terbesar yang masih tersisa dari jenis ini merupakan ras Eos histrio talautensis yang masih mampu didapati di pulau Karakelang, kepulauan Talaud. Perburuan serta perdagangan membuka mungkin besar adanya burung-burung dari ras
Eos histrio talautensis yang terlepas di luar daerah persebaran alaminya yakni di kepulauan Talaud. Hal ini bisa menghasilkan terjadinya kawin silang ataupun hibrid menjadikan ras
Eos histrio histrio serta
Eos histrio challengeri bisa menjadi punah.
3. Udang-merah Sulawesi (ras kepulauan Sangihe serta Talaud),
Ceyx fallax sangirensis*Ras kepulauan Sangihe ini telah mendekati kepunahan ataupun malah barangkali telah punah. Teramati yang terakhir tahun 1997, serta tak pernah teramati kembali pada tahun-tahun sesudahnya hingga yang dengannya tatkala ini. Sementara saudara satu spesiesnya
Ceyx fallax fallax yang terdapat di Pulau sulawesi serta tepi pantai pulau Lambeh masih bisa dijumpai yang dengannya relatif gampang.
4. Bubut ayam (ras pulau timor),
Centropus phasianinus mui* Ras yang cuma diketahui dari satu awetan yang dibuat tahun 1984 serta tak pernah didapati kembali seusai itu. Masih Amat misterius lantaran mempunyai perbedaan nyata yang dengannya lima ras yang lain, malah dimungkinkan menjadi jenis tersendiri.
Sumber: Kutilang.or.id : burung punah di Indonesia
*http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_extinct_birds
**Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali, serta Kalimantan
Tulisan atau artikel Terkait
Sumber rujukan dan gambar : http://www.agrobur.com/2016/10/burung-punah-di-indonesia.html.