Faktor Di Balik Risiko Kematian Murai Batu Bakalan

- 3:51 AM

Faktor Di Balik Risiko Kematian Murai Batu Bakalan

 
Murai Batu Bakalan merupakan sebutan yng dipakai bagi Murai Batu yng masih berusia muda. Di usia yng muda itu, pertumbuhan bulunya telah menyeluruh serta bisa atau mampu terbang yang dengannya baik, namun belum mempunyai kemampuan kicauan yng mumpuni. Itulah mengapa, Murai Batu Bakalan disebut pula yang dengannya Murai Batu Bahan. Karena, bunyi kicauannya lebih gampang diarahkan mengikuti masteran yng dimau-kan oleh penghobi. Analoginya, semisal gelas kosong yng bebas diisi oleh air apapun oleh pemiliknya.
Di hutan, Murai Batu Bakalan telah keluar dari sangkar, serta berkeliaran di alam bebas bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencari makan. Namun, oleh lantaran tidak lebih pengalaman dalam melihat jebakan-jebakan yng dibuat kita-kita, Murai Batu Bakalan kerap masuk dalam perangkap. Alhasil, di pasar burung tidak sedikit Murai Batu Bakalan yng diperjual belikan. Nyatanya keadaan itu cukup disambut antusias oleh penghobi burung kicauan, lebih-lebih yng mengidolakan jenis Murai Batu. Yang dengannya adanya Murai Batu Bakalan, para penghobi tak butuh mengeluarkan budget yng terlalu tidak murah bagi atau bisa juga dikatakan untuk memperoleh Murai Batu.

Gambar 1. Murai Batu Bakalan
Membeli Murai Batu Bakalan tentu saja mempunyai keuntungan serta kekurangan. Keuntungan yng paling menonjol tentu saja dari segi harganya yng murah. Lantas, andai kita bisa atau mampu merawatnya yang dengannya baik, Murai Batu Bakalan mampu menjadi burung petarung yng tangguh. Apalagi bagi Murai Batu Bakalan yng diperoleh dari hasil tangkapan hutan, mempunyai kualitas yng berbeda yang dengannya Murai Batu Bakalan hasil penangkaran. Lingkungan hutan yng liar membuat mental Murai Batu yng diperoleh menjadi lebih kuat dibandingkan yng tangkaran, pula dalam hal ketahanan fisik, serta kemampuan menyesuaikan diri.
Namun andai dilihat dari segi kekurangan, maka Murai Batu Bakalan mempunyai risiko kematian yng cukup tinggi. Ini yng kadang menjadi dilema khususnya bagi penghobi pemula yng ingin memelihara Murai Batu Bakalan. Andaikan tak mahir serta telaten dalam perawatan, besar mungkin Murai Batu Bakalan akan mengalami kematian, apalagi yng didapat dari hasil tangkapan di hutan. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk menguak alasan yang telah di sebutkan, berikut faktor-faktor yng mendasari kenapa risiko kematian Murai Batu Bakalan menjadi begitu besar.
Pertama merupakan terkait Mental yng masih stres. Perlu disadari usia yng belum matang di alam liar membuat Murai Batu Bakalan rentan stres disaat proses penangkapan oleh pemburu. Semisal kita tahu, penangkapan yng di lakukan pemburu diterapkan yang dengannya tidak sedikit tips yng pada biasanya melukai fisik Murai Batu. Semisal dipancing, dijerat, dijaring, ataupun mempergunakan getah. Pada prosesnya, Murai Batu Bakalan yng tertangkap, mentalnya mampu langsung tiba-tiba stres. Andai penghobi tak mahir dalam mengatasi masalah yang telah di sebutkan, maka Murai Batu Bakalan akan susah menyesuaikan diri di lingkungan barunya. Tingkat stres yng tinggi maka Amat memberi pengaruh kelangsungan hidupnya.
Faktor kedua merupakan masih terkait dari bagaimana proses penangkapan Murai Batu Bakalan itu di Hutan. Risiko kematian terbesar dialami pada Murai Batu Bakalan yng ditangkap melalui tips dipancing. Alasannya, Murai Batu yng diperoleh melalui tips pemancingan akan melukai rongga mulut burung yang telah di sebutkan. Ini tentu saja menyulitkannya bagi atau bisa juga dikatakan untuk makan, karena Murai Batu akan merasakan kesakitan setiap kali ia berupaya menyantap pakannya. Keengganan Murai Batu bagi atau bisa juga dikatakan untuk makan akan membuatnya rentan sakit. Tubuhnya terlihat lemas, serta tak bergairah dalam aktivitasnya di sangkar. Di situlah kesempatan kematiannya makin besar.
Faktor ketiga merupakan seputar permasalahan di bagian kolaka (dubur) Murai Batu Bakalan. Entah menjadi suatu kebiasaan ataupun sebuah kebetulan, Suka berlangsung kematian Murai Batu Bakalan penyebabnya yaitu kotoran yng menempel di bagian kolaka. Murai Batu Bakalan kerap mengeluarkan cairan kotoran yng berbentuk kental serta lengket. Kotoran itu suka melekat pada bulu-bulu halus yng tumbuhnya di sekeliling duburnya. Andai terus dibiarkan, kotoran itu mampu menumpuk serta menutupi saluran pembuangannya. Kotoran yng lengket akan menyumbat Murai Batu Bakalan proses keluarnya kotoran dalam tubuh Murai Batu. Serta itu mampu menghasilkan kematian.
Faktor keempat merupakan perihal cuaca ekstrem. Faktor cuaca yng tidak lebih menentu mampu menjadi alasan kuat melatarbelakangi kematian Murai Batu Bakalan. Penghobi yng memelihara Murai Batu Bakalan Perlu tahu betul menyikapi cuaca yng tak menentu. Misalnya semisal musim hujan, ataupun pun disaat cuaca tengah panas. Di usianya masih muda itu, antibodi Murai Batu Bakalan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghadapi banyak sekali cuaca masih belum cukup kuat. Ditambah yang dengannya tingkat stres yng tinggi, maka cuaca lingkungan Amat memberi pengaruh kondisi kebugaran atau kesehatan Murai Batu Bakalan.
Ini dia keempat faktor utama yng menjadi penyebab di balik resiko kematian Murai Batu Bakalan. Mengenai bagaimana upaya mengatasi resiko kematian yang telah di sebutkan akan dijelaskan pada tulisan atau artikel selanjutnya.
Oleh: Roma Doni
Sumber Goresan pena:
http://www.suaraburungs.com/2015/08/menghindari-resiko-kematian-murai.html
Sumber Gambar:
http://whatyouvebeenaskingfor.blogspot.com/2016/02/perawatan-murai-batu-bakalan.html
Ayo jual goresan pena ke Puncak Bukit, Rp. 25.000,- per goresan pena @ 400 kata. puncakbukit.blogspot.com


Sumber rujukan dan gambar : http://www.muraibatu.link/2016/08/faktor-di-balik-risiko-kematian-murai.html.

Seputar Faktor Di Balik Risiko Kematian Murai Batu Bakalan

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Faktor Di Balik Risiko Kematian Murai Batu Bakalan