Selamatkan Burung Rangkong Dari Perburuan Liar

- 10:18 PM

Selamatkan Burung Rangkong Dari Perburuan Liar

 
Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS) Pesisir Selatan kini menjadi daya tarik bagi pemburu liar, lantaran selain didapati binatang semisal phantera tigris sumatrae, rusa, kijang serta lain lain, dibalik rimbunan pepohonan di hutan didalamnya tidak sedikit didapati si "emas" terbang.
Emas terbang yang telah di sebutkan merupakan burung rangkong ataupun yng lebih ternama yang dengannya sebutan burung enggang.
Burung yng memiliki paruh berbentuk tanduk sapi namun tanpa lingkaran itu menjadi Amat menggiurkan lantaran paruh serta bagian kepalanya dihargai Rp200 ribu setiap gramnya.
Bagi atau bisa juga dikatakan untuk satu ekor enggang mampu terjual Rp5 juta. Konon dikabarkan paruh rangkong berwarna terang itu di luar negeri semisal Singapura dihargai puluhan juta. Menggiurkan memanglah!
Hingga kini masih belum diketahui secara pasti berapa populasi burung enggang yng terkenal akan kesetiaannya ini ( baca tulisan atau artikel burung enggang yng setia disini ). Akan tetapi yng terperinci populasi orang-orang akan terus mengalami penurunan yng drastis andai masalah perburuan liar di Pesisir Selatan masih tetap berlangsung.
Burung enggang tergolong dalam kelompok Bucerotidae yng salah satunya 57 spesies. Orang-orang Suka diintai peburu disaat tengah mengeram. Pada waktu mengeram itulah orang-orang khususnya induk betina akan berdiam dalam lubang yng ditutupi yang dengannya lapisan kotoran serta kulit buah-buahan menjadikan mampu terlihat yang dengannya terperinci keberadaan sarang orang-orang di pepohonan.
Enggang betina bertelur hingga enam biji telur putih terkurung di dalam kurungan sarang yang telah di sebutkan. Cuma terdapat satu bukaan kecil yng cukup bagi atau bisa juga dikatakan untuk burung jantan mengulurkan makanan kepada anak burung serta burung enggang betina.
Andaikan anak burung serta burung betina tak lagi muat dalam sarang, burung betina akan memecahkan sarang bagi atau bisa juga dikatakan untuk keluar serta membangun lagi dinding yang telah di sebutkan, serta kedua burung dewasa akan mencari makanan bagi anak-anak burung. Tatkala tatkala semisal ini selalu diintai pemburu.
Beberapa bulan yang terakhir, sejumlah peburu di daerah Tuik Batang Kapas ditangkap aparat bersama barang bukti. Lantas kabar yang terakhir, warga Koto Pulai, Lengayang bersama PAM swakarsa TNKS mengusir peburu rangkong yng berasal dari Sijunjung.
Semestinya para pemburu "emas terbang' yang telah di sebutkan menyadari bahwasanya orang-orang kini sedang terancam kepunahan akibat perbuatannya. Menangkapi lantas membantai orang-orang yang dengannya sadis cuma bagi atau bisa juga dikatakan untuk diambil paruhnya saja yng lantas ditawarkan pada orang dari luar Indonesia! bagi atau bisa juga dikatakan untuk sejumlah uang , sungguh perbuatan yng tak masuk akal .

Populasi satwa itu terancam berkurang. Laporan surat kabar Sumbar beberapa waktu lantas di Kota Padang, sejumlah oknum pemburu burung rangkong yang telah di sebutkan pula ditangkap aparat kepolisian. Orang-orang kedapatan membawa hasil tangkapannya yng akan dijual ke negara tetangga. Akan tetapi belum terperinci bagaimana nasib orang-orang ( pemburu liar ) selanjutnya, lantaran faktanya kasus yang telah di sebutkan terus saja berlangsung walau Suka berlangsung penangkapan berkali-kali.
Bagi atau bisa juga dikatakan untuk itu dibutuhkan ketegasan dalam menjalankan aturan perundang-undangan mengenai satwa liar yng dilindungi dan hukum yng tegas terhadap pelaku pedagang ke luar negeri salah satunya pemasok serta dalang dibalik itu seluruh.
Pendapat dari pengakuan orang-orang, sebanyk 48 buah paruh burung yang telah di sebutkan mampu dijual yang dengannya harga selangit lantaran dipercaya memiliki kegunaan bagi atau bisa juga dikatakan untuk obat-obatan. Malah ada pula yng menjadikan paruh burung enggang bagi atau bisa juga dikatakan untuk dijadikan cincin dan perhiasan lain.
Aprisal (36) mitra dn PAM Swakarsa TNKS di Koto Pulai Kambang menyebutkan, burung rangkong memanglah sedang terancam akibat maraknya perburuan hewan yang telah di sebutkan. Burung enggang yng tidak sedikit dijumpai di TNKS butuh mendapatkan perhatian warga atau juga bisa dikatakan masyarakat supaya populasi satwa yang telah di sebutkan tetap terjaga.
Sebelum Ramadhan kemarin, masyarakat setempat mengusir pemburu yng datang dari luar daerah. Peburu sepertinya membawa bekal serta perlengkapan yng cukup bagi atau bisa juga dikatakan untuk mampu bertahan berhari hari dalam rimba.
Warga mesti bahu-membahu melindungi kelestarian flora serta fauna yng ada di TNKS. "Kita wajib mempertahankan flora serta fauna yng ada. Khusus rangkong/enggang, satwa yang telah di sebutkan terbilang unik serta langka. Perkembangbiakan hewan itu memakan waktu cukup lama. Andai terus diburu, tingkat kepunahannya akan makin cepat berlangsung," ujarnya.
Kepala Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) wilayah III Pessel Kamaruzzaman mengakui burung rangkong memanglah diincar oleh pemburu. Salah satunya di daerah TNKS.
Dikatakannya perburuan rangkong dilarang diburu lantaran salah satunya salahsatu satwa yng dilindungi. Ini tertuang ke dalam UU Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1990 perihal Konservasi Sumber Daya Alam Hayati serta Ekosistemnya.
"Kami mengimbau warga atau juga bisa dikatakan masyarakat bagi atau bisa juga dikatakan untuk tak ikut ikutan melakukan perburuan satwa liar yng dilindungi, salah satunya burung rangkong/enggang. Andaikan didapati oknum pemburu yng memburu satwa dilindungi, pihaknya akan melakukan penegakan hukum sesuai UU serta akan berkoordinasi yang dengannya instansi terkait semisal KSDA serta Kepolisian," ujarnya.
berdasar sumber serta rujukan dari pesisirselatan.go.id Produk khusus penangkaran omkicau

Tulisan atau artikel Terkait



Sumber rujukan dan gambar : http://www.agrobur.com/2013/08/selamatkan-burung-rangkong-dari.html.

Seputar Selamatkan Burung Rangkong Dari Perburuan Liar

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Selamatkan Burung Rangkong Dari Perburuan Liar